Menuju DuaSatu

Kemarin kamu ke rumah . Aneh untuk pertama kalinya saya malas sekali melihat wajahmu duduk di ruang tamu . Ada perasaan bersalah yang entah harus dijelaskan mulai darimana . Seharusnya kemarin kita sama – sama mempertemukan kedua orang tua kita . Sebuah rencana yang hanya Tuhan-lah yang berhak membelokkannya .

Seharusnya benda itu kemarin sudah bertengger manis dijari saya . Seharusnya orang tua kita sudah saling mengenal . Seharusnya kita sudah mengikat satu sama lain seperti yang di harapkan mereka . Seharusnya seharusnya dan seharusnya … yeaah orang putus asa itu cenderung mengulang kata seharusnya . Seolah tak mau berdamai dengan keadaan yang sesungguhnya , termasuk saya .

Sudah sayang ikhlas , kedepan pasti lebih matang semua rencananya , maaf kalau nenekku harus meninggal disaat kita mau punya hajat” Katamu siang itu .

Saya kaget , sedikit bangkit dari tempat duduk , seolah telinga memanas mendengar penjelasanmu . Saya tak pernah menyalahkan takdir , terlebih kematian . Sebuah alur cerita yang sudah digariskan . Dan itu musibah . Lantas kamu meminta maaf untuk hal itu . Padahal jelas sekali keluarga besar saya yang melarang ikatan itu tetap berjalan . Karena lagi – lagi sebuah adat . Yang paling bersalah atas sebuah kejadian ini seharusnya saya . mewakili keluarga besar yang sangat percaya adat jawa .

Mereka bilang ini untuk kebaikan . Sekalipun tanggal pernikahan belum ditentukan . Sekalipun hanya sebatas pertunangan . Saya mengalah . Lebih tepatnya kalah . Mereka lebih tahu , atau mungkin saya yang tak mau tahu ? Entahlah , saat ini saya sudah tidak bisa membedakan mana kalimat yang berhak menggambarkan kejadian itu .

Menuju Duasatu memang masih hitungan hari . Lebih tepatnya besok jika saya menulis artikel hari ini ( baca;1 februari ) . Tapi siang kemarin tiba – tiba kamu mengeluarkan sesuatu didalam ranselmu . Sebuah barang yang bisa dikatakan kado atas nama berkurangnya umur ? well , maybe yes …

Sebuah tas , kaos , dan rompi jeans merk clothing ternama . Saya sedikit geram melihat harganya . Terlebih kamu tidak mengajak saya (tau gituu gueee milih sendiri keless :p ) . Terlepas dari semua itu , saya akui memang sedikit terharu . lantas pandangan saya berubah lembut . melihat kedua matamu yang seakan mengajak “berdamai” . ahh .. kamu selalu tahu meluluhkan kerasnya dinding hati hahaha .

Saya mengungkapkan kalimat basa – basi pengantar rasa terimakasih . Kamu bersemu seolah sudah bangga merebut bendera putih itu lagi . Siang itu suasana sudah bersahabat bagi kami . Yang beberapa menit kemudian memutuskan untuk melakukan agenda rutin . Menonton film .

 

 

 

Hari ini sedikit menghibur diri dengan bereksperimen sayur sop, karna pake sayur gubis kentang buncis sudah terlalu mainstream, alhasil pake sayur apa ini namanya setengah2 lupa , sayur kapri (maybe yes😊) , well ditambah potongan dan sosis hmmmm semoga yang makan ini ga terlalu sakithati ngeliat rasanya wkwk
πŸœπŸ²πŸπŸ›

View on Path

Seharusnya hari ini benda itu bertengger manis dijari saya. tapi takdir membawa kita pada alur baru . Semoga hatimu selalu dilapangkan oleh Tuhan. Semoga…

View on Path

Atas Nama Kebosanan

Hari ini kami ngelakuin sesuatu yang jaraaaaang banget anak pacaran lakuin diluar sana . Apa itu ?

Ngeband . Iya ngeband . Pake huruf balok yaa biar drama . NGEBAND !

Tapi yang bikin beda itu apa ? ngeband cuma berdua *Lol . Itu bukan ngeband ya namanya haha . tapi terlepas dari semua itu hari ini bener – bener dapet sesuatu yang beda dari kencan – kencan sebelumnya . Yang emang notabenenya belum pernah gituuuan bareng pacar 😦 .

Well , udah lama banget rasanya saya ngga ngerasain atmosfer studio . Udah berapa tahun yaa kalau di itung dari sekarang ? 3th ? 4th? entahlah .. yang jelas bikin nyesek kalau harus tau .

Bener – bener beda . Sebelum – sebelumnya sih kesana sama temen – temen , tiap latian sebelum manggung di acara sekolah atau event diluar . Sekarang sama pacar itu rasanya piyee ngunu :p . latihan vocal 2 jam disana cukuplah buat mengobati kangen .

Makasih buanyaaak buat abang yang udah diturutin , yang tadi juga sering bentrok gara – gara febinya yang ga sabaran soal tempo ( vokalis amatir maklum :p ) . Semoga lain waktu bisa kayak gitu lagi yaa ( tentunya distudio sendiri , aamin ) .

 

Untuk wanita pemberontak seperti saya. Keteraturan adalah momok tersendiri. Monoton. Flat. Hidup kurang drama jika orang2 diluar sana malah berteriak sebaliknya.

View on Path

Barangkali dunia terlalu keras kepada manusia manusia lemah berotak dangkal yang dengan hanya menaruh semuanya diatas rasa ”percaya” . Atau memang kita sama sama digiring kepada suatu opini untuk tidak berprasangka baik terhadap orang lain?
Sudahkah semua pemikiran itu benar diatas benar?
Atau hanya kebenaran Tuhan yang benar benar benar?

View on Path

p e l u k

Aku menemukanmu di pagi buta
Tersungkur oleh keadaan semu
Masihkah sakit jika sepi mendatangimu ?
Kemarilah dekapku tak akan dusta
Walau sekuat payah kamu meraihnya …

 

Setelah semalam memimpikanmu , 19 Januari 2016

Kali ini saya seperti anak kost, harus dipaksa ikut antre di warung lalapan hanya demi menuruti bajingan perut, sial !
Barangkali ini lah alasan jutaan anak kos disana yg rela bercinta dengan mie instan, karena jika harus masak sendiri kalian dipaksa ikhlas melihat diri sendiri sakit hati, masak masak sendiri dimakan makan sendiri, Oh well…

View on Path