Bekerja , Menikah , Kuliah

Saya sudah menikah . tepatnya september 2017 – tahun lalu .

how do you feel , Feb ?

It’s so complicated . Seneng , sedih , bahagia , haru jadi satu .

And you know what ? saya di percaya oleh Tuhan untuk dititipi makhluk kecil yang sedang tumbuh di rahim saya sekarang .

Alhamdulillah …

Tak ada kata yang bisa mewakili perasaan saya sekarang .

Setelah kandungan saya beranjak 6 bulan , Saya memutuskan untuk resign dari pekerjaan saya sebagai customer service di FIF .

Melalui drama panjang yang menyesakkan dada , saya pun akhirnya “mengalah” . untuk buah hati yang tak ingin saya lewati tumbuh kembangnya di rahim saya .

Untuk urusan kuliah ? jangan ditanya . Saya tetap menjalaninya . Toh kuliah ekstensi hanya saya lakukan seminggu satu kali . Walaupun notabenenya harus sehari penuh bercinta di gedung tercinta .

Tak apaaa …

Kamu harus tahu nak . Ibumu sedang berjuang atas S.E nya ditengah – tengah perut buncitnya ♥

Bagi saya , Bekerja , Menikah dan Kuliah tak akan menjadi masalah .

Asal kamu bisa mengatur ketiga nya dengan baik dan seadil – adilnya .

kalau kamu ?

 

 

Ramadhan Kedua

Hari ini adalah hari pertama puasa ramadhan tahun 2017 .

Yang itu artinya ramadhan kedua tanpamu , ibuk .

Aku mendedikasikan hidupku untuk tetap menghitung berapa ramadhan yang terlewati tanpa masakanmu .

Katamu aku harus kuat , harus bisa jadi penyemangat .

harus bisa jadi penggantimu yang baik .

Maaf terkadang aku masih belum bisa selembut dan sesabar dirimu .

Aku masih sering kasar terhadap anak keduamu .

Masih sering beradu argumen tidak penting dengan suamimu .

Aku masih sering menyalahkan diriku sendiri atas kegagalan yang kurasa dalam hidup , entahlah aku seperti pecundang yang kehilangan pegangan .

Tapi aku berjanji akan tetap jadi Anak dan kakak, memberikan kemampuan terbaik yang aku bisa . tanpa bermaksud menggantikan posisimu kedepannya .

Karna bagaimanapun , ibuk tidak layak digantikan oleh siapapun .

ibuk , feby sungguh rindu .

Baik – baik disana nggih …

 

 

 

 

Berburu peningset part 1

Malam ini dengan menyelonjorkan kaki dan punggung saya mengetik tulisan ini .

Dengan waktu sehari kami menargetkan akan mencari beberapa peningset untuk seserahan waktu pernikahan kami kedepan . Memang sepertinya sepele , tapi cukup menguras tenaga dan biaya.

Awalnya kami pergi ke salah satu toko pakaian di depan pasar kota Malang ; trend . Setelah berkutat memilih dan memilah saya keluar dengan membawa 1 BH 😂 . Disisi lain saya selalu kesal . Laki – laki selalu payah jika diajak berbelanja.

Kemudian kami berlanjut ke toko kain “sinar jaya”. Saya memilih memachingkan dengan warna yang saya sukai . Pink salem 😽. Setelah itu kami pergi ke toko yang menjual mukenah ,yang saya lupa namanya apaaa 😭 . Kami membeli mukenah dan sajadah .

Kami lantas berlanjut lagi ke toko arab . Disana kami membeli alquran dan sebuah tasbih . Ketika hendak keluar toko , calon suami saya ( njirr calon suami jare 😅 ) baru ingat kalau matahari dept store malang sudah pindah semenjak disana ada kebakaran yang sempat terjadi belakangan yang lalu . 

Karena begitu capek sekali dia menawarkan kepada saya untuk naik becak . Yihaaaa… Naik becak ! Kalau di inget – inget terakhir saya naik becak pas di banyuwangi berapa tahun yang lalu . Saya tak membuang kesempatan itu , akhirnya kami berdua menyewa 1 becak yang jaraknya sebenarnya sangat dekat wkwk .

Kami mendapat harga Rp. 10.000 dari tukang becaknya . Setelah itu kami turun didepan matahari yang baru . Disana saya membeli tas , sepatu .

Kami berlanjut lagi ke target terakhir , mengambil pesanan peningset makeup yang sudah saya pesankan jauh – jauh hari di Lippo plaza batu. 

Anyway makasih yaa sayang . Insya Allah dilancarkan sampai hatu H . Aamiin ♥️

Profesor

Oleh : Denny Siregar

Aku punya teman masa kecil. Dia sejak dulu pintar. Lama sekali aku tidak bertemu dengannya dan aku baru tahu jika ia sekarang bergelar Profesor. Yang pasti aku menjadi bangga karena mengenalnya.

Hingga satu waktu.
Baru aku tahu bahwa pandangannya terhadap agama sangat dangkal. Ia rajin mencopas hadis dan ayat panjang di grup pertemanan. Dan tiba-tiba ia menjadi orang paling beriman. Karena ia Profesor, tentu banyak teman yang mengamininya. Dan mendadak ia menjadi rujukan. Semakin dipuji, copasannya semakin panjang.
Aku muak, kutinggalkan grup yang semakin lama semakin membosankan. 

Hingga aku bertemu seorang teman, yang ternyata ia adalah seorang psikolog. Ah, ada yang ingin kutanyakan kepadanya. Kuceritakan kasus temanku itu dan kututup dengan pertanyaan, “Kenapa ya, mereka yang seharusnya cerdas mendadak menjadi dangkal?”. Temanku tertawa. Kami waktu itu sedang minum kopi bersama.
“Jangan salah..” Katanya. “Mungkin kamu menganggapnya pintar karena ketinggian gelarnya. Tapi bisa jadi di strata yang sama -sama-sama Profesornya- ia terbuang. Dianggap “kurang pintar” dan tersingkirkan. Karirnya mentok karena jaringannya kurang.
Pada level kepercayaan dirinya jatuh itu, ia mencari keseimbangan. Dan agama dijadikan sebagai pelampiasan. Sama seperti ketika orang sedang dalam masalah besar, baru mencari Tuhan”.

Ia menyeruput kopinya dan aku mendengarkannya dengan wajah penasaran. Menarik sekali apa yang dia sampaikan.
“Pada saat pencarian itu, ia bertemu seseorang yang dianggapnya pintar pada level agama karena bacaan Alqurannya bagus dan aksesoris keagamaannya menawan.
Logika berfikirnya mendadak hilang dan ia menjadi orang yang lupa daratan. Ia memperkuat ritualnya untuk mencari keseimbangan. Ia ingin seperti orang -yang dia panggil ustad- yang dipujanya luar dalam. Ia bahkan tidak mampu menentang teori yang disampaikan gurunya seperti apa yang dilakukannya dalam bidang keilmuan. Bisa dibilang, ia sedang mencari pegangan”.
Malam semakin larut dan keliatannya mendekati waktu pulang. Temanku melanjutkan. “Nah saat di grup pertemanan, dimana ia yang paling tinggi gelarnya, mencoba menyampaikan apa yang diketahuinya, ia mendapat pujian. Pujian itu sebenarnya juga datang dari beberapa teman yang punya masalah dalam kehidupan. Mereka terintimidasi oleh gelar Profesor yang dianggap pintar segalanya.
Karena mendapat pujian, temanmu si Profesor seperti mendapat penghargaan. Hal yang jarang dia temui di level pergaulannya yang seimbang. Dia langsung berada di zona nyaman.
Pada akhirnya ia akan sering bergaul dengan mereka yang secara keilmuan lebih rendah darinya. Disana ia mendapat pengakuan. Semakin sering dipuji, ia semakin nyaman. Situasi yang sulit untuk dia tinggalkan.
Begitulah, kunang-kunang”.
Temanku mengakhiri pembicaraannya karena sudah semakin malam. Ia siap beranjak pulang meninggalkan aku yang sedang tepekur sendirian, menyerap kalimat demi kalimatnya.

Temanku membayar minuman yang kami pesan. Dan sambil beranjak pergi ia meninggalkan kalimat tambahan.
“Banyak orang kalah di level pergaulan sosialnya, yang mencari kenyamanan di sisi yang ia bisa. Karena itu, ketika ia berada dalam satu kelompok besar, ia seperti mendapat ruang pengakuan.
Orang kalah bergabung dengan kumpulan orang kalah, maka mereka seperti berbagi kekuatan. Beda dengan pemenang, mereka biasanya lebih merdeka dalam menyampaikan sesuatu karena tidak terikat gelar-gelar hasil kesepakatan.
Pemenang selalu berwawasan lebih luas dan lebih toleran karena ia merasa sebanyak apapun ilmu yang ia cari, tidak pernah cukup apa yang ia gali..
Dan itu bukan hanya terjadi pada temanmu yang Profesor saja, bahkan pada level ulama pun begitu. Ada ulama merdeka dan ada ulama yang terus menbutuhkan pengakuan dari mereka yang ilmu agamanya dibawah dia. Karena pada level ulama yang setara dengannya, ia tidak pernah mendapat tanggapan”.
Aku tersenyum. Teringat seorang temanku dulu pernah berkata, “Orang yang jarang mendapat penghargaan dalam kehidupan sosial disekitarnya, selalu merasa menjadi yang terkuat ketika sedang berada dalam komunitas atau kumpulan massa yang besar. Mereka membutuhkan kemenangan dalam hidupnya dan itu tidak bisa didapatkannya ketika ia sendirian”.
Kuseruput kopiku dan terasa ada rasa syukur yang mengalir dalam diriku. Beruntungnya menjadi orang yang merdeka yang tidak perlu mengukur dan tidak takut diukur oleh sesama manusia.

“Mereka yang akalnya melemah, kebanggaan dirinya menguat..” Imam Ali as.

Life so hard . No , love so hard


Akhir – akhir ini kamu sibuk sekali . Ingin rasanya aku menemuimu dan menamparmu . Sekedar menyadarkanmu bahwa aku masih menunggu kabarmu .

Ahh… Tapi nyatanya aku memang wanita pecundang . Yang tetap mati – matian mempertahankan laki – laki yang gila akan pekerjaan .

“dia kerja juga buat kamu kan febb…”


Kalimat seperti itu sering aku terima dari mereka . Entah kalimat penghibur atau formalitas semata . Toh tanpa mereka ucapkan aku juga sepemahaman.

Hari – hari kita akhir ini hanya di isi pesan basa – basi . Selebihnya kita tenggelam dengan keasyikan dunia sendiri.

Jadi untuk urusan rasa sepi dan kosong yang sering aku rasakan . Aku berharap kelak menuai hasil dari sikapmu yang setia dan bisa diandalkan .

Tapi aku rasa kita hendak menempuh jenjang pernikahan . Setidaknya kita sama – sama tahu untuk tidak mengambil resiko dalam meremehkan komunikasi dan pertemuan .

Ditengah rutinitasmu yang gila , aku tak berharap agar tulisan ini kamu baca . Tapi jika kamu tidak sengaja membaca , kamu harus tahu . Terhitung sejak saat aku menulis ini , aku tak lagi menangisi keterbatasanmu lagi .

Found a white blood

Aku masih ingat pagi itu …

Mendung

Ibuku bertelanjang bulat . Bukan untuk bercinta dengan suaminya . Melainkan untuk dimandikan terakhir kalinya . Segera menghadapkan Tuhannya.

Aku ? Ada disana , menatap kosong tubuh ibuku yang mulai disucikan . Teramat payah untuk sekedar memberikan penghormatan terakhir .

Aku tak sanggup jika harus menyentuh kulit ibuku yang putih dan dingin itu . Aku terlampau takut jika aku meronta , menjerit menahan isak tangis agar ibuku tidur di kamar selamanya denganku saja…

Bila seluruh dunia berdemo membela Allah , tidak samasekali membuat Allah bertambah HEBAT .Pun demikian jika semua menghinaNya , juga tak sedikitpun membuatNya menjadi CACAT

View on Path

Cafe HC Putra : Oktober 2014

Siang ini saya memutuskan untuk mencari tempat yang terhubung dengan wifi (sebut saja cafe ) .

HC Putra Batu

Finally , saya memutuskan untuk ke tempat ini . sembari pesan minuman saya bertanya kepada pelayannya .

“Password wifinya apa mas ?” tanya saya .

“Wani piro (?) ” Dengan santainya dia menjawab demikian . what the f*k ? Saya sesaat heran . Mas pelayan ini sedang menggoda saya atau memang passwordnya demikian .Lantas saya mulai mencoba menghubungkan laptop saya dengan wifi password tersebut.

Dan taraaaaa …..

Memang passwordnya Wani piro 😀

5 menit kemudian pesanan ice coklat saya datang dan sebelum berangkat kesini saya diberi oleh teman saya produk jualan dia , salad buah .

 

img_35301

ini penampakannya sebelum si kentang goreng datang

Tak menunggu waktu lama saya bergegas membuka tugas – tugas dari beberapa dosen saya . Maklum masih mahasiswi baru , masih kaget – kagetnya sama tugas yang sangat teramat neko – neko . berbeda jauh lah ketika kita berada di Sekolah Menengah Kejuruan .

Anyway ,cafe HC Putra Batu bagi saya adalah tempat yang bersejarah . Karna dulu saya pertama kali makan siang dengan tunangan saya . Waktu itu kami memutuskan untuk saling mengenal satu sama lain lebih jauh . Dia selalu mengajak saya untuk hangout , tapi jadwal kerja saya waktu itu kebetulan selalu berbenturan ( enggak dengg akunya aja yang masih males , maklum masih patah hati sama yang sebelumnya huhu ) .

Siang itu setelah pulang dari tempat wisata Jatim Park 2 Batu atau biasa disebut Screet Zoo , dia menawari saya makan dimana . Saya kebetulan waktu itu lagi laperrrr pake bangett . Bayangin aja dari pagi dijemput belum sarapan , terus seharian diajak ke berbagai wahana disana . Lantas beberapa detik kemudian saya menjawab dengan entengnya .

” T e r s e r a h ”

Kemudian dia tertawa renyah , dengan menjawab seolah tanpa dosa .

“Ngga ada dek disini tempat makan namanya terserah”

Akhirnya saya memilih HC putra lantai atas sendiri alias lantai 3 untuk makan . Saya memilih menu lalapan bebek goreng dan ternyata dia juga demikian memesan dengan makanan yang sama .

Beberapa menit kemudian , laki – laki asing didepan saya ini pamit untuk pergi sholat di masjid kota dekat cafe ini ; Masjid An – Nur . Saya terkekeh geli , njiirrr niat banget nyari image baiknya didepan saya . Batin saya waktu itu , but saya tak memungkiri untuk mengapresiasi dia yang seperti itu . hmmm laki laki heavenly banget masss 😛

15 Menit berlalu akhirnya dia datang dengan kantong kresek indomar*t berisi ice cream . duhhhh … sederhana sih , tapi waktu itu entah saya yang haus hal – hal sepele berbentuk perhatian pasca patah hati atau memang saya doyan ice cream sejak dari dalam kandungan hahaha *bedatipis*.

Sesudah makan ice cream , kami memutuskan untuk makan pesanan lalapan bebek goreng dan kawan – kawannya yang sudah diantar . Disela – sela makannya dia tak sungkan untuk bercerita tentang kehidupannya , orang tuanya , teman – temannya maupun masa lalunya .

Waktu itu saya menanggapi obrolan santai itu dengan perasaan yang datar alias biasa mengingat dia masih berstatus sebagai teman baru saya . Akhirnya saya juga mengimbangi untuk terbuka atas background kehidupan yang sedang saya jalani kepada dia , termasuk kisah perpisahan saya dengan mantan pasangan saya yang berbeda agama .

Memang … curhat atau dicurhati adalah sarana seseorang untuk mendekatkan diri . Bahkan curhat juga (menurut saya) bisa berpotensi sebagai pemicu perselingkuhan . Maka sebagai orang yang sedang membutuhkan tempat bercerita , saya mulai bijak untuk memilih dan memilah atas apa – apa yang layak diceritakan atau tidak kepada oranglain .

Pemandangan sore itu nyaris seperti terputar ulang . Bedanya sekarang saya duduk sendiri di caffe ini ditemani tumpukan tugas – tugas . Sedang dia sedang berkutat dengan pekerjaannya sebagai teknisi di salah satu perusahaan di Kota Malang . ahh .. hidup berlalu sangat cepat ya ?

Saya tak tahu apakah ini sebuah kebetulan atau memang cara Tuhan mengingatkan . Bulan oktober 2014 saya berstatus sebagai wanita single dengan masalalu yang menyedihkan dan tak punya masa depan . Sekarang , Oktober 2016 saya sudah resmi menjadi tunangan seorang laki – laki asing yang dulu sempat saya anggap sebelah mata saja ditempat ini .

Saya bingung harus memberi judul apa dalam artikel saya kali ini , but happyanivversary untuk sebuah pertemuan yang akan segera berakhir dengan pernikahan mas .

Dari Calon istrimu …

F e b y

 

 

I got you , university of islam Malang


Finally

Saya terdaftar sebagai mahasiswi kampus hijau , Univ. Islam Malang dan resmi mengikuti perkuliahan kelas karyawan pada hari sabtu , 17 september 2016 kemarin 😊 .

Seneng ? Iya
Lega ? Iya

Setelah 3th lamanya sebuah mimpi sederhana ; melanjutkan kuliah diterjang keadaan pekerjaan dan keluarga . Hari ini saya seperti berhasil membelinya .

Mungkin sebagian orang menilai bahwa memasuki dunia perkuliahan adalah suatu prestasi yang belum bisa dibanggakan karna masih tahap awal dalam sebuah pencapaian hidup . Tapi bagi saya , yang sejenak ingin melihat kilas balik drama hidup 3th yang lalu semenjak resmi lulus dari sekolah menengah kejuruan , hal tsb begitu menguras emosi , tenaga , biaya dan airmata . Yang tentunya tidak bisa saya anggap sebelah mata .
Sebagian orang dilingkungan saya mendukung . Sebagiannya lagi ada yang meragukan ; paling – paling juga berhenti ditengah jalan setelah pernikahan. Sebagai objek saya hanya bisa berterimakasih atas segala bentuk doa , perhatian dan gunjingan .
Well , saya akan jadikan momentum jatuh bangun tahun ini sebagai pengingat bahwa kelak , saya akan bersyukur kepada orang tua atas ketersediaan doa -doa di sajadah panjangnya pada Tuhan yang tak mampu diperlihatkan atas nama kegengsian didepan anaknya . Untuk kesediaan teman – teman saya yang membantu dari awal tentang hidup mimpi sederhana ; Kuliah . Yang selalu nemenin bolak balik ke kampus selama 3th untuk survei sana sini dan pada akhirnya tetap berlabuh pada kampus pinggir jalan dinoyo ( fyi, saya mengincarnya sejak dulu ) . Untuk teman – teman yang sudah memberikan saran dan masukan .Untuk pendampingan ,support dan doa pasangan – pasangan saya sebelumnya yang tanpa jemu . Untuk sebuah restu, keridhoan hati dan bantuan hidup yang diberikan pasangan saya yang sekarang . Iloveyou mas , makasih sudah ngebolehin calon istrimu meneruskan mimpinya . Kita tetep nikah kok hehehe 😂

Thank you , terimakasih ,matur sembah nuwun . Semoga Gusti Allah membalas kebaikan hati kalian ♥️